Al Waqidi tidak mempunyai persediaan apa-apa buat menyambut datangnya hari raya. Diapun pergi kepada sahabatnya, Hasyim. Akan hal keadannya, diceritakannya kepada sahabatnya itu... Hasyim termenung... Akhirnya ia memberikan sebungkus kertas berisi uang seribu dirham. Bungkusan uang itu disambut Al Waqidi dan dibawa pulang ke rumahnya pada hari raya yang menjelang tiba... dan uang itu diserahkannya kepada istrinya. Baru saja uang itu diserahkan, datanglah seorang sahabatnya, Abbas, yang sengaja datang kepadanya untuk minta uang seribu dirham karena ada suatu keadaan mendesak baginya. Tanpa pikir panjang, uang seribu dirham yang telah diserahkan kepada istrinya itu di ambil kembali, dan atas persetujuan istrinya diserahkan ke Abbas... Al Waqidi sudah tidak ingat lagi akan keperluannya.
Abbas pulang ke rumah dengan gembira. Tetapi baru saja ia pulang ke rumah, datanglah sahabatnya Hasyim yang datang mohon pinjaman uang seribu dirham guna menyambut hari raya... Oleh Abbas uang yang diterimanya dari Al Waqidi tadi diserahkan kepada Hasyim karena beranggapan Hasyim lebih memerlukan daripadanya. Hasyim pun menyambut bungkusan uang... Alangkah terperanjatnya ia, karena bungkusan itu ternyata adalah bungkusan uang yang berasal dari dirinya yang tadi diserahkannya kepada Al Waqidi.
Jadi rupanya terjadi sebuah lingkaran...
Hasyim membantu Al Waqidi; Al Waqidi membantu Abbas; dan akhirnya Abbas membantu Hasyim... Demikianlah hati orang-orang yang beriman itu, selalu mementingkan orang lain... Tetapi apakah cerita seperti ini hanya satu kali terjadi dalam sejarah, dan masing-masing hanya terlukis dengan indah di dalam lembaran kertas-kertas putih...? Wallahu'alam...
loading...